AI Dalam Dunia Pendidikan: Mesin Gantikan Guru?

Di masa lalu yang lumayan jauh, sebelum karir dunia keuangan saya dimulai, saya adalah seorang guru. Walaupun saya sudah tidak mengajar, bukan berarti jiwa seorang guru telah meninggalkan saya. Di dalam hati, saya masih seorang guru dan masih punya kepedulian mendalam terhadap dunia pendidikan. Oleh karena itu, bagaimana peran AI dalam dunia pendidikan menjadi satu salah satu topik pertama yang muncul dalam benak saya.

Dalam dunia pendidikan, guru adalah poros dari proses transfer ilmu. Ini titik nadi dari peran guru yang disentuh oleh kecerdasan buatan.

Perhatikan saya tidak menggunakan kata “digantikan“.

Kata yang tepat menurut saya adalah “diubah“, “dimodifikasi” atau “ditingkatkan“.

Tapi apapun bentuknya, AI sudah hadir, perubahan sudah dan sedang terjadi detik ini juga. Istilah “AI dalam dunia pendidikan” bukan lagi sekadar kata trendi atau topik diskusi, melainkan sudah jadi arus realita yang menyentuh setiap orang yang berada di dalam sistem dunia pendidikan.

Praktik AI Dalam Dunia Pendidikan Hari Ini

Pengalaman Cherie Shields sangat membantu sebagai bahan bercermin. Cherie adalah salah satu guru di Oregon, AS yang merangkul ChatGPT dalam mengajar murid-muridnya Menurut Cherie dan banyak rekan-rekan guru lainnya, penggunaan AI seperti ChatGPT telah membuka berbagai cara baru dalam pembelajaran.

Potensi AI dalam dunia pendidikan sangat luas. AI bisa mempersonalisasi materi yang diajarkan, memberikan umpan balik cepat, dan mendorong pembelajaran kolaboratif. Ini bagian yang menurut saya paling menarik.

Peran AI dalam dunia pendidikan

Saya ingat betapa saya dulu benci pelajaran matematika di sekolah, karena saya merasa pelajarannya sangat “kering” dan minim konteks. Very unpersonalized. Seperti semangkuk sup berisi angka-angka tanpa rasa.

Saya bayangkan AI hari ini dapat membantu guru matematika membuatkan konteks cerita atau kasus masalah yang mengandung topik matematika yang sedang dipelajari. Saya yakin untuk banyak murid ini akan membuat pelajaran jadi lebih menarik, jauh lebih baik daripada langsung dikasih angka-angka saja dan diminta menghitung!

Pikirkan juga situasi dimana ada kebutuhan khusus. Ini bukan hanya bicara siswa dengan tantangan mental, tapi juga murid-murid pada umumnya. Misalnya sebuah kelas yang murid-muridnya semua berasal dari keluarga petani. Ini sebuah situasi khusus yang bisa dimanfaatkan oleh peran AI. Teknologi AI dengan cepat bisa merangkai bahan-bahan pelajaran yang dimuat dengan latar belakang kehidupan keluarga petani yang bisa dipahami dengan mudah oleh murid-murid. Personalized learning!

Satu contoh ini dengan mudah dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lainnya di sekolah-sekolah Indonesia. Inilah yang menurut saya dijanjikan AI dalan dunia pendidikan masa depan: sebuah kapasitas yang lebih besar untuk kreativitas dalam menyelesaikan berbagai masalah belajar-mengajar!

Apakah AI Akan Menggantikan Pegawai?

Saya yakin banyak guru dan tenaga pengajar yang khawatir kehilangan pekerjaan karena kehadiran AI.

Kebetulan sekali, pekerjaan saya di dunia keuangan telah lebih dulu mengalami disrupsi teknologi sekitar tahun 2010-2020 silam. Saya telah melihat dan melewati siklus “teknologi-gantikan-manusia” seperti ini. Biar saya ceritakan di artikel ini sebagai masukan teman-teman yang khawatir tentang masa depan.

Saya langsung to the point saja: memang benar teknologi baru dapat melenyapkan pekerjaan manusia. Ini hard reality dari hal ini dan menurut saya tidak perlu diperhalus. Karena semakin cepat kita sadar akan ada gempa bumi, sebagai ilustrasi, semakin cepat kita bisa melakukan persiapan.

Sepanjang tahun 2010-2020 di bidang industri saya, beberapa staff yang lebih tua digantikan oleh staff yang lebih muda. Perhatikan saya tulis “beberapa”, bukan “semua”. Pada waktu itu, staff yang lebih tua tapi bisa beradaptasi dengan teknologi baru dipertahankan oleh perusahaan. Beberapa dari mereka bahkan menjadi orang-orang yang berperan kunci dalam transisi perusahaan, karena mereka dapat menjembatani dan membantu navigasi perusahaan bergeser dari sistem lama ke sistem baru.

Pada masa itu, saya hadir sebagai staff yang lebih muda menggantikan staff yang lebih tua. Saya mendapatkan kesempatan pekerjaan saat itu karena saya membawa dua hal: saya memiliki pengetahuan yang baik tentang bisnis perusahaan + saya punya kefasihan teknologi yang tinggi.

Saya merasa situasinya mirip dengan dunia pendidikan. Guru-guru yang akan meraih keberhasilan di masa depan adalah mereka yang memiliki kombinasi dua hal yang sama: kemampuan mengajar yang baik + kefasihan dengan teknologi.

Guru Harus Merangkul, Bukan Menolak AI

Meski teknologi AI berkembang pesat, masih ada alasan mengapa AI belum bisa menggantikan guru. Pertama, AI memang bisa memberikan pengalaman belajar yang personal dan masukan segera, tapi AI tidak memiliki sentuhan manusia dan empati yang dibawa guru ke dalam kelas.

Title for This Block

Description for this block. Use this space for describing your block. Any text will do. Description for this block. You can use this space for describing your block.

Kecerdasan emosi mempengaruhi kecerdasan akademis, hal ini sudah diketahui dengan pasti. Di sinilah guru akan terus berperan penting dalam memahami kebutuhan emosional dan sosial siswa, memberikan bimbingan, dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Selain itu, lingkungan kelas yang kompleks dan dinamis membutuhkan intuisi dan kemampuan adaptasi manusia, yang saat ini belum bisa sepenuhnya ditiru oleh AI. Lebih jauh, peran guru tidak hanya sebatas memberi ilmu; mereka adalah panutan, motivator, dan mentor, yang membimbing siswa dalam perkembangan pribadi dan akademis.

Selanjutnya, bimbingan etis dan moral yang diberikan oleh guru tak tergantikan. Meskipun AI dapat membantu dalam penyampaian materi dan penilaian kemajuan siswa, AI tidak memiliki kemampuan untuk menanamkan nilai, etika, dan keterampilan berpikir kritis pada siswa. Guru berperan penting dalam menumbuhkan kreativitas, rasa ingin tahu, dan pemikiran mandiri, kualitas yang esensial bagi siswa untuk berkembang di dunia yang cepat berubah.

Memahami Resiko AI Dalam Dunia Pendidikan

Meskipun AI dapat meningkatkan pengalaman pendidikan, AI tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran multi-faktor yang dimainkan guru dalam membentuk pengembangan holistik siswa.

Namun, seperti yang saya share tentang apa yang terjadi di industri keuangan, integrasi AI dalam pendidikan bukan berarti tanpa tantangan. Guru harus pertama-tama memahami secara mendalam apa teknologi AI ini, membangun pengalaman dalam memakainya dan kemudian memahami apa saja resiko-resiko yang perlu diketahui.

Potensi bahaya yang perlu diketahui adalah potensi penyalahgunaan AI untuk kecurangan dan plagiarisme (menjiplak hasil karya orang lain). Selain itu, resiko halusinasi AI (membuat-buat fakta palsu) juga sebuah resiko besar yang harus diketahui saat guru hendak membuat bahan-bahan pelajaran atau kurikulum.

Kesimpulannya, dampak AI dalam dunia pendidikan sangat beragam, membawa peluang sekaligus tantangan. Meski berpotensi mengubah pengalaman belajar dan menyelesaikan berbagai masalah pendidikan, AI memerlukan pertimbangan etis yang serius dan dukungan serta pelatihan yang tepat untuk para pendidik. Dengan kemauan yang kuat dan pendekatan yang tepat, AI bisa mengubah dunia pendidikan Indonesia menjadi lebih baik, menyediakan pengalaman belajar yang personal dan memperkaya pengalaman belajar siswa, begitu juga pengalaman mengajar guru.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top